Iklan Produk

Thursday, November 27, 2014

Pilihan Energi Nasional



            Isu kenaikan harga BBM menjadi sebuah momok ketakutan bagi masyarakat yang tidak mampu sebab kehidupan yang serba terbatas maka menjadi lebih tertekan kehidupannya ketika harga BBM naik. Isu kenaikan harga BBM sangat berdampak besar bagi harga kebutuhan pokok (sembako) dimana harga kebutuhan sehari-hari sudah mencapai harga melambung tinggi yang dapat kita jumpai pada pasar tradisional maupun pasar modern. Pemerintah bisa saja berdalih tetang harga BBM yang katanya untuk menyelamatkan defisit APBN namun disisi lain masyarakat sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maupun keluarganya. Para politisi bisa berkata “yang menikmati BBM subsidi adalah mereka yang hidup mewah, para elit” dimana pada pengamatan kita orang-orang yang mampu ini adalah kebanyakan berasal dari kaum usahawan sudah tentu ada kenaikan harga BBM maka para pungusaha ini tak segan-segan menaikan harga barang yang dijualnya. Maka kembali lagi kepada peerintahan yang kurang mensejahterakan rakyat tetapi lebih pada penekanan tidak peduli sebut saya sejak digulingkan orde baru menuju pada era reformasi maka dibentuklah UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dengan tujuan agar lebih peka menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat yang ada di daerah maupun dipedaman sana. Tidak mengherankan bagi kita lagi sebagai warga negara yang menyaksikan di acara televisi yang menyoroti berbagai tingkah para pejabat pusat hingga pejabat daerah yang korupsi hampir seluruh lapisan bumi pertiwi. Maka sebagai aparatur negara yang sudah disumpah saat menduduki jabatan handaknya tidak melakukan tindakan KORUPSI sebab hal itu hany untuk memperkaya diri sendiri dan keluarga tetapi dampaknya banyak masyarakat akan mati kelaparan yang seharusnya merekalah diberdayakan untuk dapat bekerja.
            Pilihan Energi Nasional tidak seharusnya menaikan harga BBM tetapi sebagai Presiden Negara dan KPK pandanglah dibawah sana sebab banyak raja-raja kecil didaerah yang memiliki rekening gendut yang seharusnya merekalah yang perlu diperhatikan lebih karena tingkah para pejabat yang aneh-aneh tapi nyata. Seakan Otonomi Daerah hanyalah sebagai alat para penguasa untuk menguasai daerah tersebut dan menjadikannya sebagai istana kerajaan untuk memperkaya diri. Proyek dan pembangunan infrastruktur di daerah hanyalah fiktif belaka yang tak bisa dinikmati oleh masyarakat banyak. Seharusnya pemerintah harus lebih dulu membangun ekonomi bangsa dan negara agar masyarakat dapat memiliki ketrampilan dan kemampuan inovatif dan kreatif. Tetapi seharusnya ada pembatasan BBM subsidi kepada masyarakat yang mampu sebab masih banyak rakyat jelata yang hidup dibawah garis kemiskinan yang tidak punya apa-apa hanya berharap kepada alam agar rezekinya melimpah dengan hasil pengelolaan lahan yang ditanami tanaman. Tidak pernah tahu apa itu pemerintah dan negara “yang penting hidup dan mati”.