Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi
lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang
melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa
yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui
beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan
masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal
daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada
sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan
sosialnya.
Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang
manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain
sebagainya. Antropologi adalah istilah kata bahasa Yunani yang berasal
dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos
memiliki arti cerita atau kata.
Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa,
kebudayaan dan prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan
untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku
dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.
Macam-Macam Jenis Cabang Disiplin Ilmu Anak Turunan Antropologi :
A. Antropologi Fisik
1. Paleoantrologi adalah ilmu yang mempelajari asal usul manusia dan evolusi manusia dengan meneliti fosil-fosil.
2. Somatologi adalah ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengna mengamati ciri-ciri fisik.
B. Antropologi Budaya
1. Prehistori adalah ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan budaya manusia mengenal tulisan.
2. Etnolinguistik antrologi adalah ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia / bumi.
3. Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia.
4. Etnopsikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta
peranan individu pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan
nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.
Di samping itu ada pula cabang ilmu antropologi terapan dan antropologi
spesialisasi. Antropology spesialisasi contohnya seperti antropologi
politik, antropologi kesehatan, antropologi ekonomi, dan masih banyak
lagi yang lainnya.
2. HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN MANUSIA
A. Pengertian Antropologi
Secara harfiah antropologi adalah ilmu (logos) tentang manusia
(antropos). Definisi demikian tentu kurang jelas, karena dengan definisi
seperti itu antropologi mencakup banyak disiplin ilmu seperti
sosiologi, psikologi, ilmu polotik, ilmu ekonomi, ilmu sejarah, biologi
manusia dan bahkan humaniora, filsafat dan sastra yang semuanya
mempelajari atau berkenaan dengan manusia. Sudah tentu hal ini tidak
benar, palagi disiplin-disiplin ilmu lain tersebut justru sudah
berkembang jauh lebih tua dari pada antropologi.
Oleh karena itu pasti ada sesuatu yang khusus tentang manusia yang
menjadi pusat perhatian antropologi.Sayang bidang permasalahan yang
khusus dipelajari oleh antropologi tidak jelas batasnya, karena terlalu
cepatnya pemisahan ilmu-ilmu cabang antropologi yang sangat berlainan
bidang permasalahan yang dipelajari. Akibatnya tidak ada satupun
definisi umum yang dapat disepakati oleh semua ilmuwan antropologi.
Salah satu karakteristik yang paling banyak mendapat perhatian dalam
antropologi adalah hubungan antara kebudayaan dan ciri-ciri biologis
manusia. Masa ketergantungan manusia pada pengangkutan jalan kaki,
ukuran otak yang besar, dan kemampuan menggunakan simbol-simbol adalah
contoh beberapa ciri biologis yang memungkinkan mereka menciptakan dan
mendapatkan kebudayaan.
Untuk membantu mahasiswa dalam pelajaran awal, dapat dipergunakan
rangkuman sebagai berikut: antropologi adalah ilmu yang mempelajari
karakteristik hidup manusia dengan naberorientasi pada kebudayaan yang
dihubungkan dengan ciri-ciri sosio-psikologi atau ciri-ciri biologis,
melalui pendekatan yang holistik yaitu pendekatan dengan cara melihat
atau memandang sesuatu sebagai suatu kebulatan yang utuh atau holistik.
1. Bidang Kajian Antropologi
Sub-sub bidang kajian antropologi dapat dikategorisasi menurut dua cara,
yakni menurut masalah yang dipelajari (budaya dan fisikal) dan menurut
kurun waktu terjadinya fenomena yang dipelajari (lampau dan sekarang).
Sub-sub bidang kajian antropologi dan cabang ilmu yang mempeljarinya
menurut Stanley Wahburn, yaitu :
a. Antropologi ragawi :
Mempelajari tentang evolusi manusia dan hubungan dengan hewan lain,
khususnya primat, pada hakikatnya lebih dekat kepada biologi dari pada
ilmu sosial. Namun demikian, para ilmuan antropologi budaya tergantung
pada informasi dari ilmuwan ragawi mengenai unsur-unsur biologis yang
unik pada manusia yang esensial dalam pembentukan kebudayaan. Sebaliknya
para ilmuwan antropologi ragawi juga sangat tertarik pada ras manusia.
Mereka mempergunakan berbagai konsep budaya untuk klasifikasi ras
manusia.
b. Antropologi budaya dan social :
Antropologi budaya mempelajari keseluruhan kebudayaan termasuk
perubahan, akulturasi dan difusi kebudayaan sebaliknya konsep kunci
dalam antropologi sosial adalah struktur sosial, bukan kebudayaan.
Antropologi budaya memfokuskan diri pada pelacakan sejarah dari
unsur-unsur kebudayaan, sedangkan antropologi sosial memfokuskan pada
pencarian hukum-hukum dan generalisasi tentang lembaga-lembaga sosial.
Dengan ringkas dapat dikatakan bahwa antropologi budaya lebih bersifat
deskriptif historik, sedangkan antropologi sosial lebih bersifat
eksplanatori.
c. Etnografi, etnologi, dan linguistic :
Adalah 3 sub-bidang antropologi yang sangat berdekatan satu dengan
lainnya. Etnografi adalah sub-bidang antropologi yang mendeskripsikan
secara akurat kebudayaan-kebudayaan yang masih hidup sekarang. Etnologi
menaruh perhatian untuk membanding-bandingkan dan menjelaskan kesamaan
dan perbedaan antar sistem kebudayaan. Linguistik dikhususkan untuk
mendeskripsi dan menganalisis bahasa-bahasa yang dipergunakan dalam
berbagai kebudayaan.
d. Arkheologi atau prahistori :
Adalah sub-bidang antropologi yang berusaha merekonstruksi sejarah
masyarakat yang tak punya sejarah tertulis dengan cara
menggali”artifact” (objek yang berupa benda buatan manusia) dan
unsur-unsur kebudayaan lainnya.
2. Pendekatan dalam Antropologi
Studi kebudayaan adalh sentral dalam antropologi. Bidang kajian utama
antropologi adalah kebudayaan dan dipelajari melalui pendekatan. Berikut
3 macam pendekat utama yang biasa dipergunakan oleh para ilmuwan
antropologi.
a. Pendekatan holistic :
Kebudayaan dipandang secara utuh (holistik). Pendekatan ini digunakan
oleh para pakar antropologi apabila mereka sedang mempelajari kebudayaan
suatu masyarakat. Kebudayaan di pandang sebagai suatu keutuhan, setiap
unsur di dalamnya mungkin dipahami dalam keadaan terpisah dari keutuhan
tersebut. Para pakar antropologi mengumpulkan semua aspek, termasuk
sejarah, geografi, ekonomi, teknologi, dan bahasa. Untuk memperoleh
generalisasi (simpulan) tentang suatu kompleks kebudayaan seperti
perkawinan dalam suatu masyarakat, para pakar antropologi merasa bahwa
mereka harus memahami dengan baik semua lembaga (institusi) lain dalam
masyarakat yang bersangkutan.
b. Pendekatan komparatif :
Kebudayaan masyarakat pra-aksara. Pendekatan komparatif juga merupakan
pendekatan yang unik dalam antropologi untuk mempelajari kebudayaan
masyarakat yang belum mengenal baca-tulis (pra-aksara). Para ilmuwan
antropologi paling sering mempelajari masyarakat pra-aksara karena 2
alasan utama. Pertama, mereka yakin bahwa setiap generalisasi dan teori
harus diuji pada populasi-populasi di sebanyak mungkin daerah kebudayaan
sebelum dapat diverifikasi. Kedua, mereka lebih mudah mempelajari
keseluruhan kebudayaan masyarakat-masyarakat kecil yang relatif homogen
dari pada masyarakat-masyarakat modern yang kompleks.
Masyarakat-masyarakat pra-aksara yang hidup di daerah-daerah terpencil
merupakan laboratorium bagi para ilmuwan antropologi.
c. Pendekatan historic :
Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. Pendekatan dan unsur-unsur
historik mempunyai arti yang sangat penting dalam antropologi, lebih
penting dari pada ilmu lain dalam kelompok ilmu tingkah laku manusia.
Para ilmuwan antropologi tertarik pertama-tama pada asal-usul historik
dari unsur-unsur kebudayaan, dan setelah itu tertarik pada unsur-unsur
kebudayaan yang unik dan khusus.
3. Metodologi dalam Antropologi
Banyak metode yang dipergunakan oleh ilmuwan antropologi untuk
mengembangkan aturan konsep, generalisasi, dan teori, tetapi baru
beberapa yang telah mempunyai aturan konsep, baku, sedangkan yang
lainnya lebih bersifat tradisi-tradisi khusus.
a. kelangkaan metode yang baku,
Antropologi adalah ilmu yang relatif masih muda, sehingga belum berhasil
mengembangkan metode-metode penelitian yang jelas dan sistematik. Dalam
tulisan-tulisan etnografis dapat dilihat terlalu sedikitnya perhatian
para penulis pada metode penelitian.
b. Participant observation,
Jika seorang ilmuwan antropologi sedang melakukan penelitian tentang
suatu kebudayaan, maka ia hidup bersama orang-orang pemilik kebudayaan
tersebut, memelajari bahasa mereka, ikut aktif ambil bagian dalam
kegiatan sehari-hari masyarakat (komunitas) tersebut.
c. Indepth interview (wawancara mendalam),
Wawancara mendalam (indepth interview) biasanya dipergunakan
bersama-sama (kombinasi) dengan observasi mendalam berperanserta.
Wawancara dilakukan secara informal dan non-sistematik. Jika ilmuwan
sosiologi memilih secara acak (random) subyek yang diwawancarai, maka
ilmuwan antropologi mewawancarai orang-orang yang telah kenal baik dan
mempercayainya, atau oran-orang yang ia pandang dapat memberikan
informasi yang akurat dan rinci tentang berbagai aspek kebudayaan yang
diteliti.
d. Upaya memperkecil kesalahan,
Informasi yang ia peroleh dari berbagai subyek seringkali berbeda-beda
atau bahkan saling bertentangan. Para ilmuwan antropologi berusaha
meminimalkan kesalahan pada data mereka dengan jalan mengulang-ulang
observasi atau wawancara, dan dengan melakukan ’cross-check’ dengan
informan lain apabila mereka menemukan informasi yang bertentangan.
e. Kecendrungan menggunakan metode tradisional,
Para ilmuwan antropologi hanya sedikit menggunakan kuesioner tertulis,
terutama karena sebagian besar subjek mereka buta aksara. Walaupun para
ilmuwan antropologi semakin banyak mempelajari kelompok-kelompok
masyarakat modern, tetapi mereka cenderung tetap menggunakan
metode-metode antropologi tradisional.
4. Konsep-konsep dalam Antropologi
a. Kebudayaan (culture)
Konsep paling esensial dalam antropologi adalah konsep kebudayaan. Pada
tiap disiplin ilmu sosial terdapat konsep kebudayaan, yang didefinisikan
menurut versi yang berbeda-beda. Kebudayaan adalah konsep yang paling
esensial dalam antropologi budaya dan semua konsep-konsep yang lain
dalam antropologi budaya pasti berkaitan dengan kebudayaan. Oleh karena
itu konsep kebudayaan perlu mendapat perhatian khusus.
b. Unsur kebudayaan
Satuan terkecil dalam suatu kebudayaan disebut unsur kebudayaan atau
”trait”. Unsur-unsur kebudayaan mungkin terdiri dari pola tingkah laku
atau artefak. Tiap kebudayaan mungkin terdiri dari gabungan antara
unsur-unsur yang dipinjam dari masyarakat lain dan yang ditemukan
sendiri oleh masyarakat yang bersangkutan.
c. Kompleks kebudayaan,
Seperangkat unsur kebudayaan yang mempunyai keterkaitan fungsional satu
dengan lainnya disebut kompleks kebudayaan. Sistem perkawinan pada
masyarakat indonesia adalah sebuah contoh kompleks kebudayaan.
d. Enkultrasi,
Adalah proses dimana individu belajar untuk berperan serta dalam kebudayaan masyarakatnya sendiri.
e. Daerah kebudayaan (culture area)
Adalah suatu wilayah geografis yang penduduknya berbagi (sharing)
unsur-unsur dan kompleks-kompleks kebudayaan tertentu yang sama.
f. Difusi kebudayaan
Adalah proses tersebarnya unsur-unsur kebudayaan dari suatu daerah kebudayaan ke daerah kebudayaan lain.
g. Akulturasi
Adalah pertukaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi selama dua
kebudayaan yang berbeda saling kontak secara terus –menerus dalam waktu
yang panjang.
h. Etnosentrisme
Adalah sikap suatu kelompok masyarakat yang cenderung beranggapan bahwa
kebudayaan sendiri lebih unggul dari pada semua kebudayaan yang lain.
i. Tradisi
Pada tiap masyarakat selalu terdapat sejumlah tingkah laku atau
kepercayaan yang telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat yang
bersangkutan ddalam kurun waktu yang panjang disebut dengan tradisi
j. Relativitas kebudayaan
Tiap kebudayaan mempunyai ciri-ciri yang unik, yang tidak terdapat pada
kebudayaan lainnya, maka apa yang dipandang sebagai tingkah laku normal
dalam kebudayaan mungkin dipandang abnormal dalam kebudayaan yang lain.
k. Ras dan kelompok etniik
Ras dan etnik adalh dua konsep yang berbeda, tetapi sering dikacaukan
penggunaannya. Ras adalah sekelompok orang yang kesamaan dalam unsur
biologis atau suatu populasi yang memiliki kesamaan unsur-unsur fisikal
yang khas yang disebabkan oleh keturunan (genitik) sedangkan etnik
adalah sekumpulan individu yang merasa sebagai satu kelompok karena
kesamaan identitas, nilai-nilai sosial yang dijunjung bersama, pola
tingkah laku yang sama, dan unsur-unsur budaya lainnya yang secara nyata
berbeda dibandingkan kelompok-kelompok lainnya.
5. Generalisasi dalam Antropologi
Kebanyakan generalisasi dalam antropologi didasarkan pada hasil studi
terhadap sampel-sampel lintas budaya (cross-cultural samples) dan
berkenaan dengan konsep paling esensial, ialah kebudayaan. Ada pula
sejumlah generalisasi lintas-disiplin karena ilmuwan antropologi
mempelajari banyak masalah yang juga menjadi pusat perhatian para
ilmuwan lain.
6. Teori dalam Antropologi
a. Teori Evolusi Deterministrik
Adalah teori tertua dan dikembangkan oleh 2 tokoh pertama dalam
antropologi, ialah Edward Burnet Tylor (1832-1917) dan Lewis henry
Morgan (1818-1889). Teori ini berangkat dari anggapan bahwa ada suatu
hukum (aturan) universal yang mengendalikan perkembangan semua
kebudayaan manusia. Menurut teori ini setiap kebudayaan mengalami
evolusi melalui jalur dan fase-fase yang sudah pasti.
b. Teori Partikularisme
Pada awal abad ke-20 berakhirlah kejayaan teori evolusionisme dan
berkembanglah pemikiran yang menentang teori tersebut. Pemikiran baru
tersebut dipelopori oleh Franz Boas (1858-1942) yang kemudian disebut
teori partikularisme historik. Boas tidak setuju dengan teori evolusi
dalam hal asumsi tentang adanya hukum universal yang menguasai
kebudayaan manusia. Ia menunjukkan betapa sangat kompleksnya variasi
kebudayaan, dan percaya bahwa terlalu prematur merumuskan teori yang
universal.
c. Teori Fungsionalisme
Teori ini dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-1942) yang selama
Perang Dunia II mengisolir diri bersama penduduk asli pulau Trobrian
untuk mempelajari cara hidup mereka dengan jalan melakukan observasi
berperanserta (participant observation). Ia mengajukan teori
fungsionalisme, yang berasumsi bahwa semua unsur kebudayaan merupakan
bagian-bagian yang berguna bagi masyarakat di mana unsur-unsur tersebut
terdapat. Dengan kata lain, pandangan fungsional atas kebudayaan
menekankan bahwa setiap pola tingkah-laku, setiap kepercayaan dan sikap
yang merupakan bagian dari kebudayaan suatu masyarakat, memerankan
fungsi dasar di dalam kebudayaan yang bersangkutan.
3. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A. MANUSIA
Dipandang dari ilmu eksakta, manusia adalah kumpulan dari
partikel-partikel atom yang membentuk jaringan sistem yang dimiliki oleh
manusia (ilmu kimia). Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem
fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari
energi (ilmu fisika). Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong
dalam golongan makhluk mamalia ( ilmu biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial,
manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu
memperhitungkan setiap kegiatan, sering di sebut homo economicus (ilmu
ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri
sendiri (sosiologi). Manusia merupakan makhluk yang selalu ingin
mempunyai kekuasaan (politik).
Manusia memiliki tiga unsur kepribadian, yaitu
a. Id,
Yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitiv dan paling
tidak tampak. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang
menunjukan cirri alami yang irrasional dan terkait masalah sex, yang
secara istingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran. Id tidak
berhubungan dengan lingkungan luar diri, tetapi terikat dengan struktur
lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator antara insting Id
dengan dunia Luar.
b. Ego,
Merupakan bagian atau struktur bagian yang pertama kali di bedakan dari
Id, sering kali di sebut sebagai kepribadian ”eksekutif” karena
peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang
dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego,
Merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira2 pada usia
lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan Ego, yang berkembang secara
internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan
eksternal. Jadi superego menunjukkan pola aturan yang dalam drajat
tertentu menghasilkan control diri melalui sistem imbalan dan hukuman
yang terinternalisasi.
Dari uraian di atas dapat mengkaji aspek tidakan manusia dengan analisa
hubungan antara tidakan dan unsur-unsur manusia. Seringkali misalnya
orang senang terhadap penyimpangan nilai-nilai masyarakat dapat
diidentifikasi bahwa orang tersebut lebih di kendalikan oleh Id
dibandingkan superegonya. Atau sering kali ada kelainan yang terjadi
pada manusia, misalnya orang yang berparas buruk dan bertubuh pendek
berani tampil ke muka umum, dapat diterangkan dengan mengacu dengan
unsur nafs (kesadaran diri) yang dimilikinya. Kesemuanya tersebut dapat
digunakan sebagai alat analisa bagi tingkah laku manusia.
B. KEBUDAYAAN
Pengertian Kebudayaan banyak sekali dikemukakan oleh para ahli. Salah
satunya dikemukakan oleh selo soemardjan dan soelaiman soemardi, yang
merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan
cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan
kebendaan, yang diperlukan manusia untuk mengusai alam skitarnya, agar
kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepentingan masyarakat.
Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala norma dan nilai
masyarakat yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan
dalam arti luas., didalamnya termasuk, agama, ideology, kebatinan,
kesenian, dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi dari jiwa
manusia. Selanjutnya cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan fikir
dari orang lain yang hidup bermasyarakat yang antara lain menghasilkan
filsafat serta ilmu pengetahuan. Rasa dan cipta dinamakan kebudayaan
Rohaniah. Semua karya, rasa, dan cipta dikuasai oleh karsa dari
orang-orang yang menentukan kegunaannya, agar sesuai dengan kepentingan
sebagian besar, bahkan seluruh masyarakat.
Dari pengertian tersebut menunjukan bahwa kebudayaan itu merupakan
keseluruhan dari pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial, yang
digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang di
hadapi, untuk memenuhi segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya
kelakuan manusia itu sendiri. Atas dasar itulah para ahli mengemukakan
unsur kebudayaan yang diperinci menjadi 7 unsur, yaitu:
a. Unsur Religi
b. Sistem kemasyarakatan
c. Sistem peralatan
d. Sistem mata pencaharian hidup
e. Sistem Bahasa
f. Sistem Pengetahuan
g. Seni
C.HUBUNGAN MANUSIA dan KEBUDAYAAN
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat,
sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi
manusia merupakan kebudayaan. Hampir semua tindakan manusia itu
merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang
bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya
sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan
cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses
internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat
dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia
mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu, sebagai:
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan,
4) pencipta kebudayaan.
Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan
yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka
manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga
manusia melakukan berbagai cara. Hal yang dilakukan oleh manusia inilah
kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan
masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan
individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.